TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berpisah {5}



Berpisah {5}

0 Liu Anqier bisa melihat bagaimana ibunya serta sahabatnya tampak begitu sedang rukun berdua. Seolah keduanya benar-benar saling melengkapi satu sama lain. satu sisi ibunya sedang kehilangan dia untuk waktu yang lama, yang mungkin sekarang dia melampiaskan rasa rindunya kepada Yang Si Qi. Pun dengan Yang Si Qi yang sedari kecil telah kehilangan sosok Ibu yang begitu dia butuhkan dan dia cintai. Ya, Yang Si Qi adalah yatim piatu dari sahabat mendiang ayahnya. Yang Si Qi kemudian dirawat dengan begitu baik dan dianggap sebagai anak sendiri oleh orangtuanya. Terlebih bagi Liu Anqier, yang merupakan anak satu-satunya di keluarganya, mendapat sosok Yang Si Qi adalah sesuatu yang sangat membahagiakannya. Dia seolah memiliki bukan sekadar teman bermain, akan tetapi memiliki seorang saudara yang seumuran dengannya. Bisa bersama-sama bersama, dan bahkan meria di usianya yang tujuh tahun telah memiliki kamar mereka sendiri yang keduanya tidur berdua tanpa pengawasan orangtua. Sebenarnya Yang Si Qi masih memiliki nenek yang kadang-kadang dia pun memutuskan untuk ikut neneknya selama beberapa pekan pergi dari Kota Han karena neneknya sibuk berdagang antar kota. Di mana ketika dia memiliki banyak hasil buah di Kota Han yang kiranya di kota Ming tidak ada, maka neneknya akan pergi bersama Yang Si Qi ke sana bersama dengan cucunya dengan naik sebuah kereta. Tentunya dari perjalanan itu menempuh waktu yang cukup lama, biasanya paling cepat satu pekan dan paling lambat dua pekan. Setelah itu mereka akan menjajakan barang dagangannya sampai habis dan itu juga harus menunggu waktu beberapa hari untuk sebelum itu mereka bisa kembali lagi ke kota Han. Namun sekarang neneknya Yang Si Qi pun telah meninggal, neneknya dibunuh dengan tragis oleh penyamun yang menjarah barang dagangannya. Itulah kenapa setiap kali ada perampok, dan lain sebagainya Yang Si Qi selalu lebih histeris dari pada yang lainnya. Dia telah menjadi saksi, dia telah melihat sendiri bagaimana neneknya dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi sama sekali. hingga akhirnya, Yang Si Qi tumbuh menjadi sosok yang lebih penakut dari pada yang lain, yang hidupnya hanya bisa bergantung dengan orang lain, karena dia terlalu takut untuk bisa melepaskan tangan dari genggaman tangan orang lain. dan dia takut untuk hidup dan berjalan sendirian.     
0

"Ibu, Si Qi… sepertinya kalian sama sekali tidak merindukanku," kata Liu Anqier.     

Liu Ding Han dan Yang Si Qi pun menoleh, mata mereka terbelalak melihat Liu Anqier sudah berdiri dari dalam pondoknya. Dan betapa bahagia mereka melihat Liu Anqier ada di sini, setelah lebih dari satu tahun mereka berpisah adalah hal yang begitu mereka dambakan sekali bisa berkumpul dengan cara seperti ini.     

"Anqier! kau kah itu? apakah itu benar-benar kau?" Liu Ding Han yang melihat anaknya pun tampak sumringah. Dia bahkan menjatuhkan kerajangang yang dia bawa kemudian dia memeluk tubuh Liu Anqier dengan erat. Tangis itu terpecah dengan begitu nyata. dan Liu Ding Han benar-benar tidak mengira jika dia akan merindukan anaknya sampai seperti ini. setahun lebih… ya, setahun lebih kira-kira dia telah mencoba untuk melewati ini semua. Dia telah rindu kepada putrinya dengan begitu sangat. Hingga dia tidak tahu bagaimana caranya menahan rasa rindu yang berlebih seperti ini. untung saja, di sini masih ada Yang Si Qi. Sebagai temannya, sebagai penghiburnya di saat dia sedang merasa sepia tau sedang merindukan Liu Anqier. sebab bagaimanapun di mata Liu Ding Han. Liu Anqier bukan hanya permata hatinya, namu juga sebagai symbol jika suaminya tercinta pernah hidup dan tinggal bersamanya untuk beberapa waktu yang lama meski tidak kekal dan abadi.     

"Iya, Ibu ini aku. Aku telah kembali, Ibu. Aku telah kembali bersamamu. Aku merindukanmu, aku benar-benar merindukanmu, Ibu," kata Liu Anqier lagi. Suaranya sudah terdengar parau. Sangat jelas jika Liu Anqier sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja sekarang. Dia rindu ibunya. Tapi dia juga tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada ibunya seberapa dalam dan luas dia merindukan ibunya. Untuk kemudian, Liu Anqier pun memandang ibunya dengan tatapan yang sendu itu, dia pun tersenyum dengan begitu manis kepada ibunya.     

Dan Yang Si Qi agaknya hanya bisa menangis di tempat, dia tidak mau mengganggu kemesraan yang terjalin antara anak dan Ibu tersebut. Dia ingin memberi waktu kepada mereka untuk melepas rindu, sebelum dia memeluk Liu Anqier dengan begitu erat. Dan biar bagaimanapun juga, Liu Anqier adalah sosok yang begitu dia sayangi lebih dari siapa pun. melihatnya bisa kembali dengan sehat dan utuh adalah hal yang begitu dia syukuri. Liu Anqier pergi di istana iblis, dan dia adalah manusia di sana. Merupakan hal yang sangat menakutkan jika dia berada di sana seorang diri. Tapi Dewa rupanya melindungi Liu Anqier, dia bahkan bisa selamat sampai detik ini dan itu adalah hal yang begitu menggembirakan untuknya.     

Dan tak lama dari itu, Liu Anqier memandang Yang Si Qi yang sudah menangis tersedu, kemudian dia melepaskan pelukannya kepada ibunya, berjalan mendekati Yang Si Qi dan memandang sahabatnya itu dengan tatapan hangatnya.     

Yang Si Qi, tampak mengusap air matanya dengan kasar. Dia memandang Liu Anqier dari atas sampai bawah. kemudian dia memegangi lengan Liu Anqier dan mengelusnya dengan begitu erat.     

"Bagaimana kabarmu di sana? Apakah kau baik-baik saja? Apa kau cukup makan? Apa yang kau makan di sana? Apakah yang di sana memperlakukanmu dengan baik? bagaimana kamu bisa kembali dengan selamat? Namun yang lebih penting dari pada itu semua adalah, aku sangat berterimakasih kepada Dewa dan Langit, sebab kau masih selamat dam kembali dalam keadaan sehat dan utuh. Aku sangat mengkhawatirkanmu, Anqier. aku sangat merindukanmu. Aku selalu berdoa kepada Dewa agar kau selalu diberi perlindungan dari hal apa pun yang ingin menyakitimu. Hingga pada akhirnya aku melihatmu sekarang, kau yang tampak begitu kurus dan kecil, dan kau yang tampak kelelahan, kau yang tak sesegar dulu," Yang Si Qi kembali menangis, membuat Liu Anqier pun memeluknya dengan begitu erat. Tak terbantahkan olehnya memang, jika dia telah kehilangan berat badannya cukup banyak. Namun demikian, berada lepasa dari semua beban yang menimpanya selama ini agaknya membuat Liu Anqier lega. Dia benar-benar pasrah dan merasa jika Dewa telah mengabulkan semua doanya untuk dia bisa pergi dari alam yang sangat membuatnya nyaris tak bisa bernapas itu.     

"Aku baik, Si Qi. Semuanya baik, aku memiliki banyak kisah di sana yang kau pasti akan kaget mendengarnya," kata Liu Anqier pada akhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.